Keberagaman desain rumah air di berbagai daerah Indonesia memperlihatkan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Rumah air merupakan salah satu bentuk arsitektur tradisional yang masih lestari hingga saat ini.
Di Nusantara, rumah air memiliki beragam bentuk dan gaya arsitektur yang unik, mulai dari rumah panggung di Jawa, rumah gadang di Sumatera, hingga rumah lontiok di Kalimantan. Setiap daerah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri dalam desain rumah airnya.
Menurut Bambang Eryudhawan, seorang arsitek yang juga ahli warisan budaya, keberagaman desain rumah air di Indonesia mencerminkan keragaman etnis dan budaya yang ada di Tanah Air. “Setiap desain rumah air menggambarkan identitas suku dan kehidupan masyarakat di daerah tersebut,” ujarnya.
Salah satu contoh keberagaman desain rumah air yang menarik adalah rumah panggung di Jawa. Rumah panggung merupakan rumah tradisional yang dibangun di atas tiang-tiang kayu. Desain rumah panggung ini memiliki fungsi untuk melindungi dari banjir dan hama tanah seperti tikus.
Di daerah Sumatera Barat, terdapat rumah gadang yang merupakan rumah adat Minangkabau. Rumah gadang memiliki ciri khas atap limas yang menjulang tinggi ke atas. Menurut H. Nasrul Azwar, seorang budayawan Minangkabau, rumah gadang merupakan simbol kekuatan dan keberanian masyarakat Minang.
Sementara itu, di Kalimantan, terdapat rumah lontiok yang merupakan rumah adat suku Dayak. Rumah lontiok memiliki bentuk seperti perahu terbalik dan dibangun di atas sungai. Menurut Yohana, seorang aktivis pelestarian budaya Dayak, rumah lontiok memiliki filosofi kehidupan yang dalam dan harmonis dengan alam.
Keberagaman desain rumah air di berbagai daerah Indonesia tidak hanya menjadi warisan budaya yang perlu dilestarikan, namun juga sebagai inspirasi bagi perkembangan arsitektur modern. Dengan memahami dan menghargai kearifan lokal dalam desain rumah air, kita dapat menjaga keberagaman budaya Indonesia yang kaya dan berharga.